Rabu, 03 April 2013

 Perbedaan SSD dengan Harddisk, Kelebihan dan Kekurangan SSD (Solite State Drive)

SSD -Solid State Drive, Pada tahun 2007, SSD dengan kapasitas beberapa gigabyte memperoleh popularitas untuk netbook dan subnotebook, Pada tahun 2008 SSD berkembang dengan sangat pesat, Pada Maret 2008, Samsung mengumumkan akan meluncurkan solid state driver berkapasitas 256 GB pada tahun 2009.
Super Talent meluncurkan SSD 256 GB tertipis,  Pada Oktober 2008, Intel memproduksi SSD khusus untuk server dan workstation, Drive ini seharga $695 untuk pembelian 1000 unit. Enterprise Flash Drives (EFDs) didesain untuk aplikasi yang membutuhkan performansi tinggi (IOPS – Input/Output per Second), realiabilitas, dan efisiensi daya.
Perbedaan antara HDD (Harddisk) dengan SSD (Solite State Drive) :


  • SSD mengkonsumsi daya lebih kecil daripada HDD : contoh, SSD 2,5 inci hanya butuh daya kurang dari 1 Watt, sementara daya yang dipakai HDD mencapai 2,1 Watt. Untuk pengguna PC, perbedaan itu tidak terasa. Tapi pengguna notebook bisa merasakan perbedaan awet baterainya.
  • SSD memiliki kemampuan dalam kecepatan baca tulis yang luar biasa dimana tidak adanya piringan yang berputar ataupun alat pembaca yang harus diposisikan seperti layaknya HDD
  • SSD memberikan peningkatan kinerja pada performa Input Output I/O, dimana konvensional HDD menggunakan piringan (platter) yang berputar dan sebuah head untuk membaca data pada piringan yang tentunya membuat HDD akan memiliki delay dalam melakukan proses tulis baca data,
  • SSD lebih tahan rusak terhadap guncangan dari pada hard disk konvensional, karena piringan pada hard disk dapat terganggu kinerjanya bila mengalami guncangan dan akan berakibat kerusakan maupun data loss. Hal ini tidak terjadi pada SSD karena tidak ada alat mekanik yang bergerak dan bisa terguncang (full ic = integrated circuit). Tapi SSD bisa juga mengalami kerusakan seperti layaknya ic pada umumnya dan akan berakibat data loss.
Ada banyak kelebihan Solid State Drive jika dibandingkan dengan hard-disk konvensional, diantaranya adalah:
  • Waktu mulai bekerja (start-up) yang lebih cepat : Hal ini berdampak pada akses data yang lebih tinggi, keterlambatan/ penundaan membaca data (latency) yang lebih rendah dan waktu pencarian data (seek time) yang jauh lebih cepat.
  • Tidak memiliki bising/ dengung (noise) mengingat tidak adanya komponen yang bergerak.
  • Lebih hemat daya listrik, meskipun untuk SSD berbasis DRAM masih diperlukan catu daya yang cukup tinggi, namun jika dibandingkan dengan hard-disk konvensional masih jauh lebih hemat energi.
  • Lebih kebal terhadap guncangan, getaran, dan temperatur yang tinggi.
  • Dengan kapasitas penyimpanan yang sama, SSD memiliki bobot yang lebih ringan dan ukuran fisik yang lebih ramping jika dibandingkan dengan hard-disk biasa (khususnya saat ini hingga ukuran penyimpanan 256 GB) sehingga lebih portable untuk notebook dan mobile external storage.
  • Karena dapat menyimpan data meskipun catu daya tidak ada, kelak teknologi SSD ini jika digabungkan dengan teknologi Memristor (Memory Transistor) membuka kemungkinan tercapainya pembuatan sebuah komputer yang dapat dihidup-matikan layaknya sebuah televisi, sehingga istilah start-up, shut down, hang, blue screen dan sejenisnya hanya menjadi catatan sejarah untuk anak cucu kita.
Kekurangan:
  1. Harga SSD relatif mahal.
  2. Untuk saat ini kapasitas maksimal SSD masih lebih rendah dibandingkan HDD.
Pada tahun 1995, M-Systems memperkenalkan SSD berbasis flash memory, SSD ini kemudian secara luas dipakai oleh kalangan militer dan industri angkasa luar sebagai pengganti fungsi hard-disk konvensional. Semenjak itu, SSD semakin berkembang dan mulai diproduksi secara masal sehingga saat ini harganya semakin terjangkau (meskipun hard-disk biasa masih jauh lebih murah

1 komentar:

Tugas kuliah BSI © 2008 Template by:
SkinCorner